Sosialisasi Pemasaran Tentang Pentingnya Kemasan Produk bagi UMKM di Kelurahan Pojok Kecamatan Mojoroto Kota Kediri

Pojok adalah salah satu kelurahan yang ada di Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Provinsi Jawa Timur. Kelurahan pojok merupakan kelurahan yang terletak disebalah barat Kecamatan Mojoroto. Kelurahan pojok mempunyai banyak destinasi wisata. Destinasi wisata tersebut yaitu Goa Selomangkleng, Lembah Tretes dan View 138. Dari destinasi tersebut banyak para wisatawan yang berdatangan untuk sekedar melepas penat setelah Lelah dengan kegiatannya. Selain destinasi yang terdapat di kelurahan pojok terdapat juga beberapa UMKM yang ada di kelurahan tersebut. Bisa dikatakan di kelurahan pojok hampir ada 60 pelaku UMKM.

Hampir seluruh RW di Kelurahan Pojok mempunyai produk UMKM tersendiri. UMKM tersebut diantaranya: Krecek gadung, keripik usus, katering, ayam geprek dll. Setelah mengetahui UMKM yang terdapat di Kelurahan Pojok dengan banyaknya UMKM tersebut maka dilakukan observasi terhadap beberapa  UMKM tersebut. Observasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kendala-kendala yang terdapat di UMKM. Kendala yang terdapat pada UMKM kebanyakan yaitu tentang pemasaran tepatnya dalam pengemasan produk yang masih kurang menarik. Beberapa pelaku UMKM belum menyadari pentingnya kemasan yang baik dan belum berhasil menerapkan strategi kemasan yang efektif untuk meningkatkan daya tarik produk mereka. Beberapa UMKM masih menggunakan kemasan yang terlalu sederhana dan kurang menarik. Akibatnya, produk mereka kesulitan untuk menonjol dan bersaing dengan produk pesaing di pasar yang ramai. Kemasan yang kurang menarik ini dapat mengurangi daya tarik konsumen dan menghambat pertumbuhan bisnis UMKM.

Masalah lain yang dihadapi oleh beberapa UMKM adalah penggunaan kemasan yang tidak sesuai dengan jenis atau karakteristik produk mereka. Penggunaan kemasan yang tidak tepat ini dapat menyebabkan pemborosan biaya dan mengurangi efisiensi distribusi. Produk yang tidak cocok dengan kemasan dapat menyebabkan masalah dalam pengemasan dan transportasi, mengakibatkan kerugian finansial yang tidak perlu. Masalah lingkungan juga menjadi perhatian dalam konteks pengemasan produk UMKM. Beberapa UMKM mungkin masih menggunakan kemasan plastik atau bahan-bahan non-ramah lingkungan. Dalam era yang semakin peduli dengan isu lingkungan, kemasan yang tidak ramah lingkungan dapat menciptakan dampak negatif pada citra bisnis mereka di mata konsumen yang sadar lingkungan. Selain itu, kurangnya pengetahuan tentang regulasi dan standar kemasan produk menjadi kendala bagi beberapa UMKM. Tanpa pemahaman yang memadai tentang aturan yang berlaku, UMKM dapat menghadapi masalah hukum dan kepatuhan yang dapat merugikan bisnis mereka.

Dalam menghadapi tantangan ini, UMKM perlu meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kemasan produk yang baik dan memahami strategi yang tepat untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Melalui pendekatan edukatif dan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan UMKM dapat memperbaiki kualitas kemasan produk mereka, meningkatkan keberlanjutan lingkungan, dan menciptakan dampak positif bagi pertumbuhan bisnis dan citra merek mereka. Oleh karena itu tim PKM Prodi Manajemen melakukan Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk sosialisasi Pemasaran tentang pentingnya kemasan produk bagi UMKM.

Melalui sosialisasi ini, para pelaku UMKM di  Kelurahan Pojok diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang peran kemasan dalam menunjang kesuksesan bisnis. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kemasan produk yang baik dan efektif. Para UMKM akan diajak untuk menyadari bagaimana kemasan yang menarik dan profesional dapat memberikan nilai tambah pada produk mereka, meningkatkan daya saing di pasar yang ketat, dan membantu membangun citra positif merek. Selain itu, sosialisasi ini juga bertujuan untuk mengurangi pemborosan dan kerugian yang bisa terjadi akibat pemilihan kemasan yang kurang tepat. Dengan pemahaman tentang kemasan yang tepat, UMKM dapat lebih memperhatikan aspek keamanan dan kelayakan produk, serta mematuhi standar dan regulasi yang berlaku. Dengan demikian, diharapkan UMKM akan dapat mengoptimalkan potensi bisnis mereka melalui kemasan produk yang strategis dan berdaya tarik, mencapai kesuksesan jangka panjang, dan memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal.

sosialisasi dilakukan pada 28 Februari 2023 di rumah salah satu warga Kelurahan Pojok yang dihadiri oleh beberapa belaku UMKM dan perwakilan pemerintahan Kelurahan Pojok. dalam sosialisasi ini disampaikan bahwa Kemasan memiliki peran yang signifikan karena bukan hanya berfungsi sebagai perlindungan bagi produk, tetapi juga sebagai sarana promosi yang dapat menarik minat konsumen untuk membeli produk tersebut (Susetyasari T, 2012). Kemasan atau pengemasan menjadi salah satu elemen penting dalam penjualan suatu produk. Pada awalnya, pengemasan berperan sebagai wadah atau bungkus untuk melindungi dan memudahkan produk diangkut. Namun, seiring perkembangan zaman, kemasan juga diharapkan dapat menarik minat konsumen untuk membeli produk tersebut (Mukhlis et al., 2022). Definisi Pengemasan dari segi promosi adalah wadah atau pembungkus yang berfungsi sebagai alat untuk menarik minat pembeli (Kaihatu, 2014). Kemasan suatu produk mempengaruhi persepsi konsumen karena melalui kemasan tersebut, konsumen dapat menerima pesan tentang isi produk di dalamnya. Pesan tersebut bisa disampaikan melalui informasi tertulis di kemasan maupun melalui tampilan kemasan yang menciptakan citra atau kesan tertentu di mata konsumen, yang pada akhirnya mempengaruhi keputusan mereka untuk membeli atau tidak membeli produk tersebut (Apriyanti, 2018).

Gambar Pemaparan Materi

Berikut adalah gambaran tentang bagaimana pengemasan yang baik untuk produk UMKM:

  1. Identitas merek yang kuat: Pengemasan yang baik harus mencerminkan identitas merek UMKM. Hal ini meliputi pemilihan logo yang menarik, pemilihan warna yang konsisten dengan citra merek, dan elemen desain lain yang membuat kemasan terlihat khas dan mudah dikenali oleh konsumen.
  2. Kesesuaian dengan karakteristik produk: Pengemasan harus dirancang sesuai dengan karakteristik dan jenis produk yang dihasilkan. Misalnya, produk makanan memerlukan kemasan yang tahan terhadap kontaminasi, sementara produk kerajinan tangan mungkin memerlukan kemasan yang lebih menonjolkan aspek estetika.
  3. Material yang ramah lingkungan: Peningkatan kesadaran tentang isu lingkungan telah mendorong permintaan konsumen terhadap kemasan yang ramah lingkungan. Penggunaan material kemasan yang dapat didaur ulang atau bahan-bahan ramah lingkungan akan memberikan dampak positif bagi citra bisnis UMKM dan meningkatkan minat konsumen terhadap produk mereka.
  4. Fungsionalitas dan daya tahan: Pengemasan yang baik juga harus berfungsi untuk melindungi produk selama proses distribusi dan pengiriman. Kemasan yang kokoh, tahan banting, dan tahan air akan memastikan produk tetap dalam kondisi baik saat sampai di tangan konsumen.
  5. Kreativitas dan inovasi: UMKM dapat meningkatkan daya tarik produk dengan kemasan yang kreatif dan inovatif. Penggunaan bentuk, tekstur, atau desain yang unik dapat menarik perhatian konsumen dan membedakan produk dari pesaing.
  6. Informasi produk yang jelas: Kemasan harus menyediakan informasi produk yang jelas dan mudah dipahami oleh konsumen. Termasuk informasi tentang komposisi produk, cara penggunaan, tanggal kedaluwarsa, dan label keamanan.
  7. Mudah diakses dan dibuka: Kemasan yang baik harus dirancang untuk kemudahan akses dan pembukaan oleh konsumen. Jika konsumen kesulitan membuka kemasan, ini dapat menciptakan frustrasi dan mengurangi kesan positif terhadap produk dan merek.
  8. Kemasan yang bersih dan rapi: Pengemasan yang bersih, rapi, dan terawat akan memberikan kesan profesional dan menunjukkan bahwa UMKM peduli terhadap kualitas produk dan presentasi mereka.

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas, UMKM dapat meningkatkan pengemasan produk mereka agar lebih menarik, fungsional, dan berdaya saing di pasar. Peningkatan pengemasan yang baik akan membantu UMKM menciptakan kesan positif pada konsumen, meningkatkan kepercayaan, dan memperluas pangsa pasar produk mereka.

(Zulistiani1, Dian Kusumaningtyas2, Rino Sardano3, Samari4, Sri Aliami5, Ismayantika Dyah Puspasari6, Diah Ayu Septi Fauji7, Susi Damayanti8, Dyah Ayu Paramitha9, Lina Wahyu Putri10)